Kegagalan Bowie Dick Test

Bowie-Dick test (BD test) adalah uji indicator kimia spesifik yang dikembangkan untuk memantau efektifitas penghilangan udara pada mesin sterilisasi uap prevakum (penghilangan udara secara mekanis).

BD test harus dilakukan setiap hari, setelah mesin dinyalakan sebagai uji fungsionalitas mesin. BD test tidak tergantikan untuk uji rutin.

Uji ini bukan merupakan uji yang menunjukkan sterilitas instrument yang akan disterilkan. BD test dilakukan dalam chamber kosong, dengan parameter yang tertentu. Tidak diperbolehkan untuk memperpanjang parameter suhu atau waktu.

Standar sterilisator yaitu European Norm EN 285 maupun American National Standard ANSI/ AAMI ST 79 menunjukkan 3 jenis uji yang dimungkinkan:

  1. American BD-Test: Penghilangan udara sesuai dengan ANSI/ AAMI ST 79 yang setara dengan kemasan katun 4 Kg dan divalidasi sesuai dengan metode uji ISO 11140-1 + 5.
  2. European BD-Test: Penghilangan udara dan uji penetrasi uap sesuai dengan metode uji EN ISO 11140-1 + 4 dengan standar kemasan uji 7 Kg sesuai dengan EN 285
  3. Hollow load test sesuai dengan EN 867-5 yang merupakan uji tambahan pada standar EN 285.

bowiedick_graphic

Hasil BD test harus mencapai perubahan warna (biasanya menjadi hitam, tergantung merk) yang seragam. Namun ada kalanya hasil gagal, sehingga perubahan tidak seragam. Apa saja yang harus dilakukan untuk mencari penyebabnya?

1) Kaji Ulang Prosedur Siklus Bowie Dick Test

Lakukan evaluasi pada tabel dan print out mesin untuk memastikan parameter siklus dan jenis siklus telah tepat. Parameter yang harus terpenuhi yaitu tingkatan kondisi vakum (prevakum), suhu paparan dan waktu paparan.

Pastikan parameter telah sesuai dengan instruksi BD test yang digunakan.

  • BD test didesain untuk penggunaan suhu 132°-134°C dengan waktu paparan 3,5 – 4 menit
  • BD test harus diletakkan langsung di atas drain (pipa pengeluaran)
  • BD test dijalankan pada siklus kosong, tidak ada beban lain kecuali BD test itu sendiri.

2) Jalankan Siklus Pemanasan

Untuk memastikan jacket autoclave telah dalam kondisi yang optimal, disarankan untuk menjalankan siklus kosong sebelum siklus BD test.

Banyak CSSD yang melakukan vakum test sebeum BD test. Hal ini bukan kegiatan yang tepat. Vakum test hanya menguji pompa vakum. Sementara yang diharapkan adalah pemanasan pada jacket autoclave.

 

3) Verifikasi Kondisi Penyimpanan

BD test harus disimpan pada kondisi yang sesuai sebelum digunakan. Kondisi penyimpanan meliputi suhu di bawah 24°C dan kelembaban antara 30-80%.

Pastikan BD test juga belum kadaluwarsa. Pengalaman menunjukkan BD test yang telah kadaluwarsa tidak dapat berubah dengan tepat. Akan menghasilkan data negatif palsu. BD test yang telah kadaluwarsa harus dimusnahkan dan didokumentasikan.

 

4) Lakukan uji kebocoran (Leak test)

Banyak mesin sterilisasi autoclave dilengkapi dengan siklus uji kebocoran atau leak test. Uji ini menguji angka kebocoran pada chamber autoclave dan pemipaan terkait.

Apabila siklus ini tersedia maka lakukan siklus dan dibandingkan dengan hasil uji kebocoran saat pemasangan awal atau validasi. Apabila kebocoran diluar angka yang dapat diterima maka harus dilakukan perbaikan.

imgf0001

5) Evaluasi Fungsi Kerja Sterilisator.

Mesin sterilisasi diuji oleh personel dengan keahlian kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Apabila terdapat kebocoran yang disebabkan karena segel atau sambungan yang kurang baik, maka lakukan pemeriksaan sebagai berikut:

  • Pastikan door gasket dalam kondisi yang baik dan tidak terdapat kebocoran. Bahan door gasket dari PTFE (polytetrafluoroethylene) dapat rusak karena tekanan konstan.
  • Pastikan sistem pemipaan dalam kondisi baik tidak terdapat rembesan maupun kebocoran. Jalur pipa dapat bocor karena baut dan mur yang kendor. Pemeriksaan baik secara visual maupun menggunakan alat ultrasonik.
  • Pastikan katup pengaman (safety valve) dan katup internal lainnya dalam kondisi baik, tidak bocor

Perawatan lainnya selain karena kebocoran yaitu:

  • Pastikan saringan (strainer screen) dalam chamber tidak tertutup oleh kotoran, baik kerak maupun serat linen atau indikator eksternal yang terlepas
  • Pastikan steam trap (condensate trap) pada jacket maupun chamber berfungsi dengan baik
  • Pastikan suplai air menuju pompa vakum atau water ejector pada kisaran suhu dan tekanan yang ditentukan

6) Verifikasi Spesifikasi Utilitas Air

Pastikan spesifikasi utilitas, utamanya air memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pabrikan sterilisator

  • Pastikan suplai air menuju pompa vakum atau water ejector pada kisaran suhu dan tekanan yang ditentukan
  • Pastikan kadar NCGs (non condensable gases) misalnya oksigen atau karbon dioksida tidak melebihi kadar yang ditentukan. Lakukan deaerasi pada sumber air ke boiler atau penghasil uap.

 

7) Verifikasi Kalibrasi

Lakukan kalibrasi suhu dan tekanan pada mesin sterilisasi sesuai dengan standar nasional menggunakan peralatan yang sesuai.

Kalibrasi dapat dilakukan oleh BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) maupun oleh pabrikan mesin.

 

Pustaka: Steris

Tinggalkan komentar