Praktek Injeksi yang Tidak Aman

sipc_yt

Unsafe Injection Practices, praktek injeksi yang tidak aman berjalan di seluruh dunia dan memberikan pasien resiko yang tidak perlu, peningkatan morbiditas maupun mortalitas. Terdapat banyak kejadian outbreak (angka infeksi meningkat 2 kali dari baseline), kluster infeksi, maupun infeksi sporadis dapat tidak diketahui karena manifestasi klinis dari pasien yang mendapatkan infeksi Hepatitis B maupun Hepatitis C dari praktek injeksi yang tidak aman memiliki efek ringan yang tidak menunjukkan keterkaitan dengan kegiatan injeksi.

Satu studi di Afrika menunjukkan klinik yang melakukan kegiatan imunisasi sebanyak 15% – 60% melakukan reuse (penggunaan ulang peralatan sekali pakai) jarum dan spet tanpa proses sterilisasi, yang menyebabkan timbulnya banyak abses di titik penyuntikan. Studi di China pedalaman menunjukkan 55% petugas kesehatan melakukan reuse jarum dan spet saat kegiatan vaksinasi. Praktek ini menyebabkan angka infeksi Hepatitis B pada anak-anak sebesar 135-3.000 anak setiap 100.000 populasi.

Praktek injeksi yang tidak tepat juga terjadi di negara maju. Data di Amerika Serikat, CDC Amerika menunjukkan data terjadi 51 outbreak Hepatitis B dan Hepatitis C yang didapatkan dari berbagai macam fasilitas kesehatan selama Juli 1998 hingga June 2009. Pada laporan disampaikan 75.000 pasien beresiko paparan, lebih dari 600 terinfeksi Hepatitis B atau Hepatitis C, dan beberapa meninggal dunia.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menginisiasi program Safe Injection Global Network (SIGN), program yang berinisiatif untuk berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk melakukan praktek injeksi yang aman. Program ini telah mengurangi resiko infeksi terkait praktek injeksi terutama di negara berkembang.

Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus mewaspadai reuse, pemakaian ulang jarum dan spet. Berikut ini beberapa prinsip untuk mengurangi atau menghilangkan praktek injeksi yang tidak aman:

  • Pastikan spet dan jarum steril tetap dalam kemasannya sampai akan digunakan pada pasien. Simpan spet dan jarum steril secara baik untuk mencegah kontaminasi
  • Pastikan setiap pasien mendapatkan spet dan jarum steril. Jangan gunakan spet yang sama lebih dari satu pasien, meskipun jarum telah diganti.Gunakan spet yang berbeda untuk mengambil darah dan memberikan obat. Jangan menggunakan spet yang sama antar pasien
  • Pastikan menggunakan spet dan jarum steril untuk semua praktek injeksi, baik intravena, intra muskular maupun intra dermal. Gunakan jarum steril untuk setiap pasien dan gunakan satu jarum untuk satu tindakan
  • Siapkan spet dengan obat sesegera mungkin sebelum pemberian obat. Jangan pasangkan vial obat dengan jarum dan spet yang telah digunakan
  • Jangan pernah menyiapkan obat di area yang kotor. Gunakan area yang bersih dan kering tanpa barang-barang kotor. Jangan menyiapkan obat di area perawatan pasien karena dapat terpapar obat atau cairan tubuh pasien
  • Jangan menyimpan atau mempertahankan spet yang telah digunakan untuk penggunaan berikutnya. Jangan membawa spet dalam kantong baju

Rumah sakit dapat mendapatkan tantangan untuk melakukan praktek injeksi yang aman. Sangat penting untuk melakukan identifikasi dan menyelesaikan permasalahan. Terdapat template yang dapat digunakan rumah sakit untuk melakukan observasi langsung, wawancara dengan petugas kesehatan, dan simulasi untuk praktek injeksi yang aman.

Bacaan lanjutan:

 

 

Tinggalkan komentar