Survey Pelayanan Sterilisasi dalam Pandemi SARS CoV 2

https://cutt.ly/sterilisasi-sars-cov-2

Dengan hormat,

Apakah Bapak/Ibu/Sdr/i sudah siap dalam melakukan pelayanan sterilisasi alat kesehatan di fasilitas kesehatan ketika masa Pandemi SARS CoV 2 (Covid 19)? kesiapan melakukan New Normal?

Jika Bapak/Ibu/Sdr/i tinggal di Indonesia, berusia > 17 th, sedang beraktivitas terkait pelayanan sterilisasi alat kesehatan di fasilitas kesehatan. Kami memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu 7-10 menit untuk berpartisipasi dalam survey kami.

https://cutt.ly/sterilisasi-sars-cov-2

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i, kami mengucapkan terima kasih.

HISSI at Asia Health 2019

Patient safety, memberikan keselamatan pasien pada setiap pelayanan adalah prioritas dalam pelayanan kesehatan di semua tempat. Keselamatan pasien meliputi semua hal, termasuk di dalamnya pencegahan pengendalian infeksi, pengendalian antibiotika dan sterilisasi disinfeksi.

Keselamatan Pasien di Pelayanan Sterilisasi

Budaya keselamatan pasien meliputi sikap, norma dan perilaku masing masing individu yang kemudian mengarah pada budaya keselamatan pasienĀ  dalam organisasi. Budaya keselamatan pasien memastikan tanggung jawab keselamatan pasien pada semua orang, baik pada pimpinan (leader) maupun pada staff dengan peran masing masing.

Keselamatan pasien membutuhkan kerja sama tim, kolaborasi, komunikasi, penilaian dan teknik untuk merubah perilaku manusia

Asia Health 1

HISSI mendukung keselamatan pasien. Kami mendapatkan undangan untuk ikut memberikan presentasi pada kegiatan Asia Health 2019 di Singapura, pada tanggal 27 Maret 2019. Topik yang kami bawakan yaitu APSIC Guidelines for Disinfection and Sterilisation of Instruments in Health Care Facilities

Asia Health 2

Jadwal acara untuk tanggal 27 Maret 2019 yaitu:

Asia Health 3

Para praktisi maupun akademisi yang tertarik pada keselamatan pasien dapat mengikuti dengan cara pendaftaran sebagai berikuti:

Asia Health 4

 

Himpunan Sterilisasi Sentral Indonesia (HISSI) mendapatkan jatah peserta cuma cuma (free admisi, 1 hari, 27 Maret 2019) sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

HISSI tidak menanggung biaya lainnya seperti biaya transportasi, akomodasi dan biaya yang timbul lainnya

Bagi yang tertarik dan bersedia mengikuti dapat mengisi form di bawah ini hingga selesai. Pendaftaran klik disini

 

Keselamatan Pasien di Pelayanan Sterilisasi

Keselamatan pasien adalah tantangan pada pelayanan kesehatan secara global. Pioner dalam pencegahan dan pengendalian infeksi juga mempromosikan keselamatan pasien dalam pelayanan yang dilakukannya. Ignaz Semmelweis mengurangi kematian ibu dengan tindakan cuci tangan. Florence Nightingale meminimalkan infeksi di ruang perawatan dengan kebersihan lingkungan saat perang Krimea. Joseph Lister mengurangi infeksi daerah operasi dengan bersikeras melakukan antisepsis.

World Health Organization (WHO) juga melakukan banyak program. Clean Care is Safer Care yang dimulai pada tahun 2005. Menurut WHO saat ini 1 dari 4 pasien terkena bahaya saat menerima pelayanan kesehatan primer maupun rawat jalan. Inisiatif keselamatan pasien harus selalu dilakukan. Lingkup keselamatan pasien sangat luas, mulai kebijakan kesehatan semesta (universal health care), pengobatan atau medication, hingga pencegahan dan pengendalian infeksi yang di dalamnya terdapat pelayanan sterilisasi.

Terdapat paradoks pada pelayanan kesehatan saat ini. Petugas kesehatan pasti berusaha untuk melindungi pasien dan berprinsip “do no harm”. Namun kompleksitas manusia dan berkembangnya kondisi menunjukkan pasti ada error maupun kejadian yang tidak diharapkan, meskipun telah dilakukan usaha yang sangat baik.

Problem keselamatan berupa error atau kejadian yang tidak diharapkan dapat muncul dari:

  1. Comission
  2. Omission

Image result for commission vs omission error

Apa saja perbedaan keduanya?

Baca lebih lanjut

Sterilisasi Etilen Oksida; antara kebutuhan dan resiko

Etilen Oksida, juga dikenal sebagai “oxirane oleh IUPAC adalah senyawa organik dengan formula C2H4O. Etilen oksida biasa disingkat sebagai EO atau ETO, adalah salah satu metode sterilisasi suhu rendah yang digunakan sebagai metode sterilisasi alternatif pada instrumen yang tidak tahan terhadap panas maupun tidak tahan terhadap kelembaban yang tidak dapat disterilkan menggunakan sterilisasi uap, autoclave.

Ethylene-oxide-from-xtal-3D-balls.png Extremely Flammable Toxic

Etilen oksida merupakan metode sterilisasi suhu rendah yang diakui efikasi proses sterilisasinya. Kemampuan etilen oksida untuk berpenetrasi ke dalam instrumen kesehatan yang kompleks dan sejarah yang panjang terkait kompatibilitas dengan berbagai macam bahan pembuat instrumen. Kebutuhan sterilisasi sentral untuk melakukan sterilisasi instrumen kompleks maupun melakukan mimik proses pabrikan pada reuse peralatan sekali pakai adalah tantangan yang hanya dapat dijawab oleh sterilisasi etilen oksida.

Layaknya semua bahan kimia yang digunakan pada proses sterilisasi, etilen oksida memiliki resiko toksik. Mengapa terdapat resiko toksik, karena etilen oksida digunakan untuk sterilisasi mikroorganisme. Resiko utama yaitu toksisitas pada petugas, karsinogen dan sangat beresiko terbakar.

Sehingga sangat penting bagi rumah sakit dan unit sterilisasi sentral yang menggunakan sterilisasi etilen oksida untuk selalu perhatian dan mengikuti praktek terbaik penggunaan etilen oksida dan regulasi lokal/ internasional untuk memastikan keselamatan petugas dan keselamatan rumah sakit saat menggunakan sterilisasi etilen oksida.

Baca lebih lanjut

PPI bertemu Sterilisasi Sentral; Berpartner untuk Mengurangi Resiko

See the source image

Pelayanan sterilisasi sentral (CSSD) memiliki peranan penting, memastikan semua peralatan dan instrument yang masuk ke sterilisasi sentral diproses dengan baik dan siap untuk digunakan. Kamar operasi sangat bergantung pada sterilisasi sentral untuk memproses peralatan dengan aman dan cepat, untuk memastikan jadwal tetap sesuai dan pasien dapat memastikan instrument yang kontak dengan tubuh instrument telah diproses dan disterilkan dengan baik.

Sterilisasi sentral tidak berhubungan langusng dengan pasien, namun, pekerjaan yang dilakukan sangat berpengaruh dengan kondisi pasien yang dirawat dan keselamatan pasien. Sehingga sangat penting bagi tim pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) untuk bekerja secara erat, berpartner, dengan sterilisasi sentral untuk memahami proses yang dilakukan sebagai usaha untuk peningkatan alur dan mengurangi angka kejadi infeksi daerah operasi (surgical site infection, SSI).

Baca lebih lanjut

Gorden Pasien dapat Menyimpan Kuman Berbahaya!

Tanpa intervensi yang tepat dan pada waktu yang sesuai, gorden maupun sekat privasi pasien dapat menjadi tempat kuman berkumpul dan berkembang biak, termasuk bakteri resisten. Hal ini akan membahayakan keselamatan pasien

 

 

 

 

Terdapat studi awal, longitudinal dan prospektiv, yang melakukan penelusuran angka kontaminasi kuman pada 10 gorden pada Unit Luka Bakar/ Plastik Rumah Sakit di Winnipeg, Kanada.

Gorden memiliki kontaminasi yang minimal di awal pemasangan. Namun, gorden tersebut yang dipasang di area perawatan pasien mendapatkan kontaminasi yang tinggi dengan berjalannya waktu. Pada hari ke-14, 87,5 persen gorden yang dipasang teruji positif terkontaminasi MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus), kuman paatogen yang sangat terkait pada kasus infeksi di rumah sakit dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Sebagai pembanding, control gorden yang tidak ditempatkan di area perawatan pasien tetap bersih dari kontaminasi selama 21 hari.

Baca lebih lanjut

Vaksinasi pada Petugas di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya

Petugas kesehatan, mendapatkan resiko paparan penyakit yang serius bahkan mematikan. Jika petugas tersebut menangani pasien secara langsung maupun menangani barang-barang yang dapat menyebabkan infeksi, maka sebaiknya petugas mendapatkan vaksinasi untuk mengurangi resiko petugas mendapatkan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi juga mengurangi resiko persebaran penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. (CDC, 2017)

Lindungi diri anda, Pasien anda dan Anggota keluarga anda!

Petugas kesehatan termasuk dokter, perawat, petugas gawat darurat, dokter gigi, siswa, teknisi laboratorium, apoteker, relawan dan petugas administratif. Termasuk petugas sterilisasi yang menangani barang-barang terkontaminasi. Seluruh petugas kesehatan perlu mendapatkan vaksinasi.

Image result for central service technician vaccination

Kegiatan Pembersihan, Beresiko Penularan Infeksi Hepatitis B, Dapat Dicegah dengan Vaksinasi

Terdapat beberapa vaksinasi yang direkomendasikan untuk petugas kesehatan:

  • Hepatitis B >> opsional
  • Influenza >> opsional
  • MMR >> Program Pemerintah MR
  • Varicella (Cacar Air) >> opsional
  • DPT >> Program Pemerintah
  • Meningitis >> opsional
  • BCG* >> Program Pemerintah
  • Polio* >> Program Pemerintah

*tambahan dari standar WHO 2018

Sangat bersyukur kita berada di Indonesia, bahwa Pemerintah memberikan banyak program vaksinasi, bahkan gratis di Puskesmas, sehingga banyak sebetulnya penyakit infeksi yang dapat dicegah. Beberapa vaksinasi opsional menjadi usaha pribadi dan fasilitas kesehatan untuk memberikan perlindungan pribadi maupun perlindungan petugas.

Tulisan di bawah ini adalah Review Vaksinasi Petugas Kesehatan yang ditulis oleh S Haviari (2015)

Baca lebih lanjut

Mempertahankan Tingkatan Pemrosesan Instrumen yang Benar

Bagaimana kita memenuhi dan mentaati rekomendasi pabrikan (instructions for use, IFU; instruksi penggunaan, namun, rumah sakit tidak memenuhi peralatan dan bahan pemrosesan yang cukup? CSSD telah meminta tambahan peralatan dan bahan, namun belum dipenuhi hingga saat ini

Image result for stress hospital

Terkadang menjadi stress pekerjaan bahwa sterilisasi sentral ingin berbuat yang terbaik, ingin melakukan pemrosesan sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Namun fasilitas, peralatan dan SDM belum tersedia.

Bagaimana bahasan sebenarnya mengenai rekomendasi pabrikan? Ikuti di bawah ini.

Baca lebih lanjut

Pelatihan & Workshop CSSD, Tingkat Dasar; Jatim; 2018

IMG-20180716-WA0011.jpg

Himpunan Sterilisasi Sentral Indonesia (HISSI) Pengurus Jawa Timur mengadakan pelatihan dan workshop CSSD tingkat dasar. Untuk membuka wawasan, pengetahuan dan peningkatan kemampuan dalam melakukan pelayanan sterilisasi yang aman dan bermutu.

 

1 – 4 Agustus 2018

di Surabaya

Fasilitator

  1. HISSI Pusat; Drs. Ali Syamlan, Ammar W, Fitri Arman
  2. HISSI Jatim
  3. Tim RSUD Soetomo; kunjungan lapangan

 

Sampai jumpa di Surabaya!